Universitas seringkali menjadi tempat lahirnya inovasi dan penemuan yang bisa memberikan dampak besar bagi dunia. Namun, bagaimana caranya agar kekayaan intelektual yang dihasilkan dari lingkungan akademis dapat diperkenalkan dan dimanfaatkan secara lebih luas di pasar?
Pada artikel sebelumnya kita sudah membahas tentang bagaimana cara mengkomersialisasikan Kekayaan Intelektual.
Kita bahas satu per satu skema komersialisasi dalam konteks perguruan tinggi:
1. Komersialisasi Sendiri
Dalam hal jumlah pendapatan, skema ini memiliki potensi keutungan yang lebih besar dibandingkan dengan skema komersialisasi yang lainnya. Karena memang porsi beban yang dikerjakan juga paling banyak, menjalankan proses bisnisnya sendiri.
Tapi menjalankan sebuah bisnis di dalam bisnis, tentu akan menjadi hambatan yang besar. Seperti kita tahu, Perguruan Tinggi merupakan organisasi yang proses bisnisnya berfokus pada Tridarma, yaitu Pengajaran, Penelitian, & Pengabdian Masyarakat.
Menjalankan bisnis di luar dari fokus utama Tridarma tentu sangat sulit, karena organisasi perguruan tinggi didesain khusus untuk Tridarma. Selain ketidaksesuaian organisasi, hal lain yang akan menjadi penghambat adalah legalitas perguruan tinggi karena tidak sesuai untuk menjalankan sebuah bisnis, serta akan timbulnya masalah terkait dengan perpajakan.
Oleh karena itu, skema ini sangat tidak ideal dijalankan oleh perguruan tinggi dalam mengkomersialisasikan Kekayaan Intelektualnya.
2. Jual Putus
Skema ini bisa dipertimbangkan oleh perguruan tinggi dalam mengkomersialisasikan hasil riset mereka. Perguruan tinggi bisa mendapatkan keuntungan dari penjualan Kekayaan Intelektual mereka tanpa mengganggu proses bisnis yang ada di perguruan tinggi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam skema komersialisasi KI dengan cara jual putus.
- Berpindahnya kepemilikan KI.
- Akreditasi. Dengan berpindahnya kepemilikan KI apakah akan berpengaruh ketika penilaian akreditasi perguruan tinggi. Hal ini bisa menjadi pertimbangan ketika memutuskan skema jual putus.
- Nilai jual KI. Perhitungkan sebaik-baiknya harga dari KI yang akan dijual karena hanya ada satu kali kesempatan transaksi ketika jual putus.
- Tidak adanya keberlanjutan. Dengan skema ini perguruan tinggi mendapatkan keuntungan dari penjualan KI di awal saja, tapi tidak mendapatkan keberlanjutan dari pemanfaatan KI tersebut dimasa yang akan datang.
3. Lisensi
Dalam konteks Universitas atau Perguruan tinggi, salah satu cara yang paling efektif adalah adalah melalui lisensi industri.
Hal mengenai lisensi industri sudah saya tulis di artikel sebelumnya.
Beberapa benefit lisensi industri untuk universitas.
- Mendapatkan royalti dari hasil komersialisasi KI tanpa harus terlibat operasional bisnisnya.
- Adanya keberlanjutan, selama masih ada penjualan dari produk yang dikomersialisasikan.
- Kepemilikan KI masih menjadi milik universitas.
- Poin lebih saat penilaian akreditasi universitas.
4. Startup/Spin-Off Company
Spin-off / Startup Company bisa menjadi salah satu pilihan yang dilakukan universitas dalam mengkomersialisasikan hasil risetnya.
Spin-off (atau spin-out) adalah badan hukum terpisah yang dibuat oleh organisasi induk (universitas) untuk membawa aset KI-nya ke pasar. Ini umumnya merupakan solusi yang efisien untuk universitas, yang mungkin tidak sepenuhnya mampu mengkomersialkan aset KI mereka sendiri dan juga tidak bisa mencari mitra industri yang tepat untuk melakukan lisensi industri. Spin-off dipandang sebagai sarana transfer teknologi yang penting karena mereka bertindak sebagai perantara antara lingkungan penelitian dan industri sambil menempatkan hasil penelitian ke pasar komersial dengan produk yang dapat dipasarkan.
Selain itu, melalui spin-off, universitas dapat fokus pada tugas utama mereka yaitu Tridarma Perguruan Tinggi daripada “pemasaran”, yang merupakan tugas utama perusahaan komersial (spin-off).
Catatan khusus. Ada catatan khusus dalam pembentukan Spin-off/Startup Company untuk hilirisasi hasil riset di Perguruan Tinggi. Biasanya Inovator memiliki ketertarikan untuk menjadi Direksi di Spin-off/Startup tersebut karena merupakan founder / inventor dari Inovasi.
Di Oxentia, tempat saya mengikuti pelatihan Registered Technology Transfer Professional (RTTP), mereka akan melakukan asesmen terhadap Inovator yang ingin menjadi CEO perusahaan, untuk melihat apakah Sang Inovator cocok untuk menjalankan bisnis/perusahaan tersebut. Hasilnya, di atas 90% ternyata para Inovator tersebut tidak cocok untuk menjalankan perusahaan.
Oleh karena itu, sebaiknya dalam membangun Spin-off/Startup Company, Perguruan Tinggi bekerjasama dengan Entrepreneur profersional dan berpengalaman dalam pembentukan Spin-off/Startup Company. Karena kompetensi yang dibutuhkan seorang Entrepreneur dan Peneliti/Inovator, berbeda.
Peran Penting Lisensi Industri
Lisensi industri menjadi jembatan vital antara penelitian universitas dan dunia bisnis. Dengan memberikan lisensi kepada industri, universitas tidak hanya menghasilkan pendapatan tambahan, tetapi juga memungkinkan inovasi mereka untuk diterapkan dalam skala yang lebih besar.
Keunggulan Lisensi Industri untuk Universitas
- Pendapatan Pasif yang Berkelanjutan: Lisensi industri memungkinkan universitas untuk mendapatkan pendapatan pasif dari royalti tanpa perlu terlibat secara langsung dalam produksi atau pemasaran produk.
- Perluasan Dampak Inovasi: Dengan memberikan lisensi kepada industri, inovasi dari penelitian universitas bisa diaplikasikan di berbagai sektor dan pasar yang lebih luas daripada yang dapat dijangkau oleh universitas sendiri.
- Pendorong Pengembangan Lanjutan: Pihak industri yang menggunakan lisensi seringkali melakukan pengembangan atau penelitian lebih lanjut atas dasar teknologi universitas. Hal ini bisa mempercepat evolusi inovasi dan pengembangan teknologi.
Proses dan Manfaat Lisensi Industri
Proses lisensi industri melibatkan identifikasi kekayaan intelektual yang bernilai, negosiasi perjanjian lisensi yang adil, dan pembentukan kerja sama yang saling menguntungkan antara universitas dan pihak industri. Manfaatnya tidak hanya finansial, tetapi juga dalam meningkatkan visibilitas universitas di kalangan industri.
Lisensi industri adalah salah satu cara terbaik bagi universitas untuk mengkomersialisasikan kekayaan intelektual mereka. Dengan memberikan akses kepada industri, universitas dapat mengoptimalkan nilai dari inovasi yang dihasilkan, sambil juga mempercepat pengembangan teknologi untuk kepentingan masyarakat luas.
Komunikasi yang kuat antara universitas dan industri melalui lisensi industri adalah langkah penting dalam menciptakan ekosistem inovasi yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi kemajuan teknologi dan masyarakat.